Selasa, 22 Februari 2011

GARA-GARA WIDY VIERRA

Aku sebenarnya paling anti untuk berkenalan dengan seseorang melalui jejaring sosial. Namun karena aku ingin menjadi trendsetter bagi siapapun, akhirnya sekitar 2 tahun lalu aku membuat sebuah akun facebook. Facebook yang kala itu menjadi fenomena membuatku tertarik untuk membuat sebuah akun. Sekitar 15 menit akhirnya akun facebook baruku siap dipakai lengkap dengan Foto profil dan info profil. Tugas selanjutnya mencari teman. Aku berfikir. Teman? Siapa? Teman-teman sekolahku sebagian besar belum mempunyai akun facebook. Beberapa menit aku berfikir namun aku belum menemukan jawabannya.
            Tanpa sengaja muncullah video klip Vierra berjudul Dengarkan Curhatku yang pada saat itu sedang booming di sebuah acara televisi musik . Tapi tak seberapa  tertarik dengan Vierra-nya , tapi aku tertarik dengan sang vokalis, Widy Soediro Nichlany. Ketika melihat video klip tersebut, terlintaslah di fikiranku untuk menambahkannya sebagai teman. Ku ketik nama lengkapnya di search engine facebook. Beberapa detik kemudian, muncullah facebook-nya (entahlah asli atau palsu) dan menambahkannya sebagai teman. Selesai. Cuma satu?. Fikirku. Tanpa sengaja mataku melirik pada sebuah foto, yang bagiku sangat menarik, di friendlist-nya Widy. Tanpa basa-basi aku menambahkannya sebagai teman. Tak memerlukan waktu yang lama, ia menyetujui permintaan pertemananku. Kalimat pertama yang ia sematkan di dindingku adalah ‘thanks udh req :)’. Aku bingung dengan apa yang ku baca saat itu. Maklum as the beginner, aku belum tahu istilah-istilah facebook. Req? artinya apa ya? Sempat aku berfikir saat itu jika req itu sama artinya dengan rek yang terdapat dalam lagu daerah Jawa Timur yaitu rek ayo rek. Jika aku mengingat hal itu betapa memalukannya. Sudahlah daripada aku penasaran lebih baik aku menanyakannya. ‘Sorry req itu apa yah? Makllum aku sang pemula dalam facebook :)’. Begitulah kalimat yang ku kirimkan di dindingnya. Kemudian ia membalasnya ‘req ntu artinya request. Tnang aja kmu udh jd tmen aq kok :)’. Entahlah kalimat terakhir yang ia kirimkan padaku memberikan kesan yang mendalam padaku.
            Sejak saat itu, aku dan dia sering berkomunikasi antar dinding. Hingga ku tahu namanya, fv (dibaca:vivi), padahal menurutku sebenarnya dibaca evi. Ia saat itu sekolah di sebuah SMP Negeri di Bekasi kelas 2, sedangkan aku kelas 2 SMA. Kami sering ngobrol mulai dari keseharian masing-masing hingga masalah pribadi. Aku tahu ia suka bakso, aku tahu hobinya nonton film, terus saat itu ia sedang dicuekin sama pacarnya sampai keinginannya menjadi pramugari namun ditentang orang tuanya yang menginginkannya menjadi pegawai kantoran. Dan setiap ia mengirim dinding padaku tak pernah ia lupa untuk menyematkan simbol :). Suatu hal  kecil namun sangat berarti untukku. Yah setidaknya aku tahu ia tak pernah bosan untuk mengobrol denganku. Hingga Suatu ketika ia tak membalas dindingku. Ada apa ya? Apa dia marah padaku? Tapi mengapa?. Aku mencoba mengirim dinding padanya lagi. Namun ia tak membalasnya. Ah entahlah. Apa dia bosan denganku atau aku yang terlalu meminta lebih. Sudahlah. Setidaknya aku tidak begitu anti untuk berkenalan dengan seseorang di jejaring sosial. Walupun aku belum sempat mengatakan pada fv, jika menjadi temanmu adalah indah.
Share/Bookmark

Tidak ada komentar:

Posting Komentar